kata hikmah

"Merendahlah engkau seperti bintang gemintang, berkilau dipandangorang di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi..
Jangan seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina." (alm. ust. rahmat abdullah)

Selasa, 22 Mei 2012

GASTROTOMY PADA ANJING


PENDAHULUAN
Anjing merupakan hewan kesayangan yang banyak digemari oleh masyarakat. Banyak diantara anjing-anjing kesayangan tersebut mengalami gangguan penyakit sehingga harus menjalani pembedahan. Salah satunya pembedahan di saluran pencernaan seperti pada gastrium.
Gastrium merupakan bagian dari alat pencernaan pada hewan non ruminansia. Pada anjing terletak pada sisi kiri linea alba cranial abdominal, dibelakang diafragma dan hepar. Letaknya bervariasi tergantung dari jumlah isi gastrium (Archilbald, 1985). Gastrotomi adalah operasi membuka gastrium atau dinding lambung yang dilakukan untuk mengambil benda asing, inspeksi mukosa gastrium terhadap kemungkinan ulcer, neoplasma atau hipertropi dan untuk mengambil spesimen biopsi (Bojrab, 1998).
Capak dkk. (2001) menambahkan bahwa kasus gastrointestinal pada hewan kesayangan (anjing) yang mengharuskan dilakukannya gastrotomi adalah kasus foreign body removal (pengangkatan benda asing) yang sering ditemukan pada hewan di bawah umur 2 tahun.
            Indikasi dilakukannya gastrotomi diantaranya adalah untuk mengeluarkan benda asing dan tumor lambung (gastrointestinal lymphoma) dari gastrium dan oesophagus bagian bawah (Subronto, 2003). Namun, prosedur ini juga sering dilakukan terhadap  pengambilan sampel biopsi lambung (phycomycosis atau gastric carcinomas case), untuk mengurangi tekanan akibat gastrium terlalu berdilatasi, distensi lambung serta penyempitan pylorus (Archibald, 1985).

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Gastrium
Gastrium merupakan organ pertama pada saluran pencernaan (tractus digestivus) di dalam cavitas abdominal yang dibatasi oleh oesophagus pada bagian depan dan pylorus pada bagian belakang. Pada anjing terletak pada sisi kiri linea alba cranial abdomen, dibelakang diafragma dan hepar. Letaknya bervariasi tergantung dari volume gastrium itu sendiri (Archibald, 1985).
            Secara anatomis gastrium terdiri dari tiga bagian yaitu cardial (bagian depan), fundus (bagian tengah) dan pylorus (bagian belakang). Gastrium mempunyai dua curvatura yaitu curvatura mayor dekat kolon dan curvatura minor yang berbatasan dengan hati. Dinding gastrium mempunyai 4 lapisan dari luar ke dalam yaitu tunika serosa, tunika muskularis propia, tunika submucosa dan membrana mucosa dibagian paling dalam (Lubis, 1985).
            Pada dinding gastrium terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung atau enzim dan asam khlorida (HCl), yang berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk dan mengangkutnya secara teratur kedalam duodenum. Didalam gastrium makanan dicerna antara 2-5 jam, lalu sedikit demi sedikit masuk menuju usus halus (Sabiston, 1992).
Proses pencernaan makanan bersifat kompleks yang meliputi proses-proses di dalam mulut, penelanan, sampai pencernaan dalam lambung. Pengaturan proses pencernaan dilakukan oleh susunan syaraf pusat. Proses pengambilan pakan, pengunyahan, penelanan dilakukan oleh otot-otot yang di atur di bawah kehendak, sedang gerak selebihnya di atur oleh syaraf-syaraf otonom. Proses insalivasi bahan makanan di dalam mulut juga berlangsung di bawah pengaruh syaraf otonom. Penghantaran bahan makanan dari bagian oral ke arah rektal berlangsung karena gerakan peristaltik (Subronto, 2003).
Kasus ditemukannya benda asing dalam saluran cerna tidak jarang terjadi terutama pada anjing. Benda asing yang ditemukan itu sangat bevariasi seperti kulit, kawat, dan lain-lain. Benda asing yang besar akan menyebabkan gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam dapat menyebabkan perforasi saluran cerna dengan gejala peritonitis (Archibald,1985).
            Benda asing yang tertelan oleh anjing dapat tersangkut pada oesophagus, lambung (dengan akibat gangguan pencernaan) atau saluran cerna lainnya yang dapat menimbulkan gejala ileus obstruksi atau perforasi. Diagnosa adanya benda asing dalam saluran pencernaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan rontgen yang akan membantu apabila benda asing itu cukup padat, apabila benda asing itu cukup besar dan di telan oleh hewan kecil maka benda asing ini dapat di raba, walaupun masih harus didiagnosa banding dengan tumor (Catcott, 1975).
            Selain obstuksi dan perforasi, benda asing yang tertelan juga dapat menimbulkan abses, fistula dan pleuritis. Benda asing juga dapat keluar sendiri melalui tinja tanpa menimbulkan kelainan yang berarti, atas dasar itu maka setiap hewan yang diketahui telah menelan benda asing sebaiknya diobservasi. Tindakan aktif berupa operasi baru dilakukan apabila telah terdapat komplikasi pada anjing yang baru saja menelan benda asing, serta dapat dicoba dengan memberikan air minum yang banyak dan obat untuk memuntahkan isi lambung (Ibrahim, 2000).
            Gastrotomi merupakan suatu pembedahan dengan penyayatan untuk menghasilkan atau memberikan pemeriksaan yang akurat dalam lambung. Oleh ahli bedah pemeriksaan dapat dilakukan dengan uji X-ray, Endoscopy, uji-uji tersebut merupakan langkah-langkah dalam mencegah masalah yang terdapat pada gastrointestinal. Pemeriksaan praoperasi gastrotomi dengan radiograpy (x-ray) bertujuan untuk melakukan diagnosa. Uji ini merupakan pokok yang mendasari untuk melakukan pembedahan, yang pada dasarnya sering terjadi komplit dengan uji jumlah darah, uji serum biokemikal, uji urinalysis dan kemungkinan melakukan Electrokardiograf (EKG) sebelum pembedahan (Anonimus, 2008a).
Pada kasus lain dapat juga ditemukan terjadinya lambung sarat yang disertai dengan sumbatan pada pylorus yang merupakan sindrom yang timbul sebagai akibat pemberian pakan yang kualitasnya jelek. Pada umumnya berbentuk serat kasar dan disertai atau tanpa pemberian air minum dalam jumlah yang cukup, proses penyakit biasanya berlangsung akut dan ditandai dengan anoreksia total, muntah dan dehidrasi (Subronto, 1985).
            Pembedahan gastrium merupakan operasi pembedahan yang dikenal dengan nama gastrotomi yakni melakukan penyayatan pada bagian perut. Pakar bedah menyanyat sebagian kecil atau sebagian besar daerah curvatura mayor dari gastrium (Sabiston, 1992).
Esophagus dan gastrium termasuk saluran cerna atas, kelainan pada organ ini ditandai dengan keluhan pada fungsi menelan. Kesulitan menelan merupakan gejala dini pada kelainan saluran cerna, sehingga kesulitan menelan dapat mengarah kepada dugaan adanya kanker saluran cerna, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, oesophago-gastroduodenografi. Pada perawatan  pasca bedah, pernafasan penting diperhatikan  karena  laparotomi dan  torakotomi menimbulkan  nyeri hebat  sehingga   nafas menjadi pendek dan batuk tidak optimal. Keadaan demikian  mengakibatkan  pengeluaran  lendir  tidak  efektif  dan menumpuk di bronchus. Bronkhoskopi  dan  bilasan bronkhus merupakan prosedur baku mulai pasca bedah sampai dengan hari  kedua atau tiga tergantung pada kemampuan untuk batuk dan mengeluarkan lendir   sendiri (Anonimus, 2008a).
Pada kucing kasus menelan benda asing kurang dibandingkan dengan anjing, mereka sering menjadi subjek pada gastrotomi karena keberadaan masa mengikat seperti benang atau jarum dan benang jahitan dalam perut. Teknik operasinya insisi pada garis tengah abdomen dan ligamen falciform dan lemak dipindahkan, limpa dipindahkan keluar abdomen, curvatura mayor dapat terlihat, dan perut dapat dipalpasi, jika gastrotomi dilakukan laparotomi dibasahi dengan salin fisiologis. Ketika insisi dibuat, ujung insisi ditahan sehingga isi perut tidak dapat keluar (Catcott, 1975).
Indikasi Gastrotomi
            Gastrotomi sering diindikasikan untuk pencegahan langkah – langkah dalam permasalahan lambung, pemulihan posisi abnormalitas dalam pengeluaran  benda-benda asing dan tumor–tomor lambung, mengatasi penyempitan spincter pylorus dan trauma keras di dalam lambung (Anonimus, 2008b).

MATERI DAN METODE OPERASI 
Pasien
Pasien adalah anjing betina lokal (Canis domesticus), berwarna hitam keputih-putihan dengan nama chika, berumur kira-kira 4 bulan dengan berat badan 5kg.
 Persiapan Pra Operasi
Sebelum operasi dilakukan hewan tersebut diperiksa kondisi fisik secara umum. Hewan dipuasakan selama 12 jam dan tidak diberi minum selama 2 jam sebelum pembedahan. Sehari sebelum operasi hewan dimandikan, berat badan hewan ditimbang untuk menentukan dosis obat yang akan digunakan pada  operasi. Ruangan dan tempat operasi dibersihkan. Alat-alat yang digunakan disterilkan dan obat-obatan yang digunakan disiapkan.
 Persiapan Alat dan Bahan Operasi
Alat-alat yang digunakan antara lain meja operasi, lampu operasi, sarung tangan, stetoskop, spuit 3 ml, scalpel, needle holders, jarum ½ lingkaran, gunting ujung runcing dan gunting ujung tumpul, tampon, pinset antomis dan sirurgis, Alli’s Forceps serta arteri klem anatomi.
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari benang chromik cat gut dan benang silk, kain kasa, Iodium Tincture 3%, alkohol 70%, Aquades, NaCl fisiologi, premedikasi (Atropine Sulfat), anestesi (Ketamin dan Xylazin), antibiotik (Penicillin oil), obat suportif (Vit B-kompleks), swat dan wonderdust powder.
 Persiapan Operator dan Co-Operator
            Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih dahulu melepaskan semua aksesoris yang dapat mengganggu jalannya operasi. Cuci tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan alkohol 70%. Kemudian operator dan co-operator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan tersebut dipertahankan sampai operasi selesai.
 Premedikasi dan Anestesi
            Premedikasi yang digunakan adalah Atropin Sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/KgBB secara intramuscular. Setelah ± 10 menit dilanjutkan dengan pemberian anestesi umum yaitu Ketamin 10-40 mg/KgBB dan Xylazine 1-3 mg/KgBB secara  intramuskular. Setelah  pemberian anestesi, frekuensi nafas dan denyut jantung dimonitoring setiap 5-10 menit sampai pembedahan selesai (Tilley dan Smith, 2002).
Teknik Operasi              
            Pasien yang telah teranestesi diletakkan dengan posisi dorsal recumbency di atas meja operasi. Cukur bulu pada daerah yang akan diincisi yaitu daerah cranial umbilicus, kemudian desinfeksi pada daerah tersebut dengan iodium tinkture 3%. Selanjutnya di daerah yang akan dioperasi dipasang drapping.
            Lakukan incisi kulit kira-kira 6-8 cm tepat pada bagian atas dari umbilikus kearah kranial. Kulit dan jaringan subkutan diincisi dengan menggunakan scalpel dan lakukan preparasi tumpul untuk mempermudah mendapatkan linea alba. Linea alba di jepit dengan menggunakan Alli’s forceps secara sejajar agar sayatan tidak miring. Kemudian dengan ujung gunting/scalpel dibuat irisan kecil pada linea alba, irisan tersebut diprepair dengan scapel mulai dari fascia, muskulus sampai ke peritonium, jari telunjuk dan jari tengah digunakan sebagai pemandu, diletakkan dibawah linea alba agar tidak menggunting organ viseral (Anonimus, 2008). Selanjutnya keluarkan gastrium dan buat  jahitan bantu, incisi pada daerah kurvatura mayor. Lalu keluarkan benda asing dengan menggunakan forceps. Usahakan agar gastrium tetap dalam keadaan basah maka dilakukan pembilasan dengan penstrep 1%. Luka insisi pada mukosa gastrium ditutup dengan menggunakan jahitan pola simpel interupted dengan benang chromik cat gut 3-0. Masukkan kembali gasrtium kedalam rongga perut dan siram rongga abdomen dengan larutan NaCl fisiologis. Peritonium ditutup dengan menggunakan benang cotton dengan pola jahitan simpel interupted, muskulus dan fascia dijahit dengan pola simple interupted menggunakan benang cut gut 3-0. Kulit ditutup dengan pola jahitan simple interupted menggunakan benang nilon. Setelah dijahit, daerah bekas insisi diolesi dengan iodium tinctur 3% dan diinjeksi dengan penisilin oil dan vitamin B-kompleks secara intramuskular. Oleskan swat dan wonderdust pada luka yang telah dijahit tadi.
 Perawatan Pasca Operasi
            Setelah hewan dioperasi ditempatkan pada tempat yang kering dan bersih, luka operasi dijaga kebersihannya dan pemeriksaan dilakukan selama 4-6 hari berturut-turut, kemudian diberikan makanan yang mudah dicerna guna mengurangi kerja gastrium selama 3-4 hari, jahitan dapat dibuka setelah luka operasi benar-benar kering dan sembuh serta telah tertutup, kemudian diolesi kembali iodiun tinkture 3%.